Senin, 23 Agustus 2010
Beraksi di Siang Bolong, Perampok Sikat Perhiasan
INDRAMAYU – Aksi kejahatan yang dilakukan pelakunya dengan melukai korbannya kembali terjadi. Hj Maemunah (59) mengalami luka serius hingga tak sadarkan diri setelah dihajar pelaku yang menggasak harta bendanya, Rabu (10/2).
Dari keterangan di rumah korban yang terletak di Blok Sukamukti RT01/01 Desa Lajer, Kecamatan Tukdana, peristiwa yang kontan menggegerkan warga sekitarnya itu bermula ketika korban dengan kondisi sekarat bersimbah darah ditemukan suaminya, H Toto, sekitar pukul 11.00 di ruang keluarga. Korban yang ditemukan tidak berdaya persis di depan televisi berada di atas tumpukan pakaian yang sedang disetrikanya.
Melihat kondisi korban yang sudah sekarat dan sempat mengeluarkan kata-kata rampok beberapa kali, suami korban bergegas melaporkannya ke Mapolsek Bangodua guna meminta bantuan. Lalu, korban yang hendak dilarikan ke RS meminta bantuan kendaraan ambulan ke puskesmas setempat. Sayangnya, ambulan yang dibutuhkan tidak ada, dan dengan kondisi darurat korban dibawa ke RS menggunakan kendaraan patroli polisi.
Di rumah korban, tampak hamparan darah segar korban di ruang keluarga tersebut. Tampaknya, pelaku yang sudah berhasil menghujamkan senjata tajam dan merampas seluruh perhiasan yang dikenakan korban, masih penasaran dengan harta benda yang disimpan korban. Semua kamar yang terdapat di rumah korban diacak-acak, dari lemari, buffet, laci meja, dan tempat lainnya yang diprediksi pelaku terdapat simpanan barang berharga dan uang tunai. Sementara itu, korban yang tiba di RSI Zam-Zam Jatibarang sekitar pukul 11.30, langsung mendapat penanganan serius tim medis di ruang UGD.
Dari hasil pemeriksaan, di tubuh korban ditemukan 6 luka bekas hantaman senjata tajam. Luka serius itu diantaranya terdapat di bagian leher depan dengan panjang 4 centimeter, di bagian leher belakang 7 centimeter, dua luka di kepala bagian depan kiri masing-masing 3 sentimeter, dan di kepala bagian belakang 4 sentimeter. Barang berharga yang berhasil dibawa kabur pelaku berupa perhiasan yang dikenakan korban sekitar 40 gram termasuk liontin berlian. Sedangkan dari seluruh kamar yang diobrak-abrik pelaku belum dinyatakan ada barang yang hilang. “Ketahuannya pas saya pulang dari sawah, istri saya sudah berdarah-darah dan sempat bilang rampok. Perhiasannya kalau digadaikan nilainya Rp10 jutaan,” tutur H Toto, kemarin di lobi RS.
Korban yang masih kritis dan belum sadarkan diri, selanjutnya atas permintaan keluarga dirujuk ke RS Pelabuhan, Cirebon, menggunakan ambulan RSI Zam-Zam Jatibarang sekitar pukul 12.30. “Sampai sekarang masih belum sadar, mas,” kata menantu korban, Yusuf, menyampaikan informasi kondisi terakhir mertuanya kepada Radar sekitar pukul 17.00. (*)
Sabtu, 21 Agustus 2010
Korban Puting Beliung Tak Dapatkan Pelayanan Medis Layak
*) KTP ditolak, STNK jadi jaminan
INDRAMAYU—Penanganan medis dalam memberikan pertolongan kepada pasiennya, tampaknya masih belum secara maksimal dilakukan. Bahkan kerap muncul anggapan menyepelekan pasien dari kalangan ekonomi bawah.
Hal tersebut dialami korban bencana alam puting beliung yang terjadi pada Selasa (5/1) di Desa Tamansari Kecamatan Lelea. Sesaat setelah bencana menimpa, dan korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan rumah itu, oleh keluarganya dilarikan ke RSUD Indramayu.
Berharap mendapatkan penanganan dan pertolongan medis, dengan bekal sedikit uang, keluarga korban sangat menyayangkan pelayanan medis saat itu. Pasalnya, korban yang datang ke RS bersamaan itu, setelah mendapat pelayanan medis hendak dibawa pulang keluarga. Namun, pihak RS tidak memberikan ijin atas permintaan keluarga pasiennya itu, karena keluarga korban tidak memiliki uang untuk membayar biaya administrasinya.
Pihak keluarga korban yang memohon kebijaksanaan pihak RS, hanya mampu memberikan jaminan berupa kartu tanda penduduk (KTP) dan mendapat penolakan. Sesaat kemudian, salah satu dari keluarga korban menawarkan jaminan berikutnya, yakni berupa surat tanda nomor kendaraan (STNK). “Lukanya dijahit dan sudah dirongsen, terus saya mau bawa ulang Danto dengan jaminan KTP, tapi ga boleh. Terus keluarga Bi Lami ngasih STNK diterima,” tutur kakak kandung Danto, Cari (40), Rabu (6/1).
Dikatakannya pula, untuk pengobatan berikutnya di rumah, keluarga meminta obat dari RS yang juga tidak didapatkannya. “Obatnya beli diluar,” kata dia menirukan omongan pihak RSUD Indramayu. (*)
41 Rumah Rusak Disapu Puting Beliung
INDRAMAYU—Sedikitnya 41 rumah milik warga Desa Tamansari Kecamatan Lelea, rusak dihantam angin puting beliung. Peristiwa yang terjadi pada Selasa (5/1) sore itu memporakporandakan pemukiman warga, sejumlah pepohonan dan plang papan nama roboh. Tiga rumah diantaranya dalam kondisi rusak parah dan rata dengan tanah hingga melukai empat korban.
Dari keterangan warga, suasana mencekam mulai sekitar pukul 15.30, ditandai langit dibalut mendung tebal yang kemudian disusul turunnya hujan lebat. Tidak lama setelah itu, menyusul angin yang berhembus sangat tidak wajar. Dan beberapa saat kemudian muncul angin besar yang dengan cepat menghempas pemukiman warga. Dalam situasi tersebut, aliran listrik sudah dalam kondisi pemadaman sejak pukul 09.00.
Dikabarkan, bencana alam yang terjadi itu tidak menimbulkan korban jiwa. Hanya saja, empat orang warga terpaksa dilarikan ke RSUD Indramayu setelah berhasil dievakuasi dari dalam reruntuhan rumah yang ambruk. Dari keseluruhan rumah yang rusak tersebut, tersebar di tiga wilayah RT. Di RT 19/02 dilaporkan sebanyak 22 rumah warga rusak berat dan ringan serta tiga rumah rusak parah dan rata dengan tanah, masing-masing milik Sulami, Casta dan Uut. 13 rumah rusak berat dan ringan lainnya masing-masing berada di wilayah RT 09/02 sebanyak 9 rumah dan di RT 10/03 empat rumah.
Ketika bencana terjadi, upaya menyelamatkan diri gagal dilakukan Sulami (52), janda paruh baya ini tidak sempat menghindar dari kerasnya terpaan angin yang menyapu rumahnya. Saat itu, korban yang dirumahnya membuka warung kecil, sedang melayani pembeli yang tidak lain tetangganya sendiri, Danto Priyono (22). Cepatnya sapuan angin yang dalam sekejap menerjang rumah korban, kontan merobohkan hingga rata dengan tanah yang mengakibatkan Sulami dan cucunya, Puput (4), tertindih reruntuhan. Begitupula dengan Danto, yang merupakan korban dengan luka sangat serius.
Sementara Uut (35), hanya menderita luka ringan saja. Kuwu Desa Tamansari, Warban, saat dikonfirmasi membenarkan malapetaka yang menimpa desanya dengan menimbulkan puluhan rumah rusak dan empat warganya menderita luka. “Kami sudah mendata rumah warga yang mengalami kerusakan beserta korban yang terluka. Sementara ini, kami bersama masyarakat dan unsur muspika baru melakukan gotong-royong membersihkan reruntuhan,” jelasnya, Rabu (6/1).
Sementara itu, Camat Lelea, Drs H Ali Sukma JM beserta unsur muspika dan Satkorlak PBP, langsung meninjau lokasi sekaligus memberikan bantuan sembako kepada warga yang tertimpa musibah. “Atas bencana ini, Pemkab Indramayu langsung tanggap. Untuk bantuan perbaikan rumah yang rusak, datanya sudah diajukan. Dan kami akan berupaya membantu secara maksimal dengan menyalurkan dana yang bersumber dari Bazis kecamatan,” terang dia.
Hingga berita ini ditulis, warga masih mengalami traumatis dan sangat ketakutan akan bencana susulan. Hal itu terkait tibanya musim hujan yang sudah mengalami peningkatan intensitasnya. “Sekarang aja sudah mendung lagi, takutnya kaya kemarin,” tutur seorang warga sembari memindahkan puing-puing rumah korban. (*)
Warga Antisipasi Pohon Tumbang
*) Warga pemilik pohon tidak minta ganti rugi
INDRAMAYU—Sebagai langkah dalam meminimalisir terjadinya bencana alam yang disebabkan angin kencang bersamaan dengan tibanya musim hujan, warga Blok Como Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang kembali melakukan penebangan dahan dan pohon tinggi yang terancam mudah tumbang terkena terpaan angin, Minggu (17/1).
Kegiatan yang dilakukan di sepanjang ruas jalan desa setempat, dimulai dari tanggul Cimanuk sepanjang 500 meteran, warga melanjutkan aksinya ke ruas jalan desa yang melintasi pemukiman maupun persawahan.
Hal tersebut dilakukan bersama-sama oleh warga secara gotong-royong dengan dikoordinir oleh masing-masing ketua RT. “Awalnya ada usulan dari warga, dan kami menilainya sangat baik untuk segera direspon. Lalu kami menginstruksikan semua ketua RT di RW04 ini untuk dapat memberitahukan kepada warganya agar turut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” jelas Kepala Dusun Como, Dailah, kemarin di lokasi.
Dengan demikian, sering terjadinya hembusan angin kencang yang kerap berbarengan dengan turunnya hujan dan dapat mengakibatkan pohon berukuran besar dan tinggi terancam tumbang, adanya tindakan antisipasi yang dilakukan warga itu diharapkan dapat mencegah timbulnya akibat buruk dari reaksi alam dan cuaca saat ini.
Dikatakan Ketua RT13, Taryana, yang juga merespon positif usulan warga, menanggapinya dengan munculnya motivasi untuk mendukung tindakan pencegahan terjadinya malapetaka yang mengancam warga dan bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa diketahui. “Semua masyarakat mendukung kegiatan ini. Buktinya banyak warga yang ikut serta, dan yang berhalangan menyumbangkan makanan dan minuman,” paparnya.
Sementara itu, warga pemilik pohon yang terkena pemotongan, baik dahan maupun pohonnya mengaku tidak keberatan dan tidak meminta ganti rugi. “Kalau bahaya ya dipotong saja. Suasana jalannya juga jadi lebih bersih,” kata Komar sambil menunjukkan beberapa pohon miliknya yang harus terkena pemotongan bagian dahannya. Selain pohon yang terancam tumbang, kegiatan yang rencananya akan rutin dilaksanakan setiap minggunya ini, juga menargetkan terciptanya semua ruas jalan desa menjadi bersih dan asri. “Warga minta kegiatan ini seminggu sekali, dan semuanya setuju,” pungkas Dailah. (*)
INDRAMAYU—Sebagai langkah dalam meminimalisir terjadinya bencana alam yang disebabkan angin kencang bersamaan dengan tibanya musim hujan, warga Blok Como Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang kembali melakukan penebangan dahan dan pohon tinggi yang terancam mudah tumbang terkena terpaan angin, Minggu (17/1).
Kegiatan yang dilakukan di sepanjang ruas jalan desa setempat, dimulai dari tanggul Cimanuk sepanjang 500 meteran, warga melanjutkan aksinya ke ruas jalan desa yang melintasi pemukiman maupun persawahan.
Hal tersebut dilakukan bersama-sama oleh warga secara gotong-royong dengan dikoordinir oleh masing-masing ketua RT. “Awalnya ada usulan dari warga, dan kami menilainya sangat baik untuk segera direspon. Lalu kami menginstruksikan semua ketua RT di RW04 ini untuk dapat memberitahukan kepada warganya agar turut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” jelas Kepala Dusun Como, Dailah, kemarin di lokasi.
Dengan demikian, sering terjadinya hembusan angin kencang yang kerap berbarengan dengan turunnya hujan dan dapat mengakibatkan pohon berukuran besar dan tinggi terancam tumbang, adanya tindakan antisipasi yang dilakukan warga itu diharapkan dapat mencegah timbulnya akibat buruk dari reaksi alam dan cuaca saat ini.
Dikatakan Ketua RT13, Taryana, yang juga merespon positif usulan warga, menanggapinya dengan munculnya motivasi untuk mendukung tindakan pencegahan terjadinya malapetaka yang mengancam warga dan bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa diketahui. “Semua masyarakat mendukung kegiatan ini. Buktinya banyak warga yang ikut serta, dan yang berhalangan menyumbangkan makanan dan minuman,” paparnya.
Sementara itu, warga pemilik pohon yang terkena pemotongan, baik dahan maupun pohonnya mengaku tidak keberatan dan tidak meminta ganti rugi. “Kalau bahaya ya dipotong saja. Suasana jalannya juga jadi lebih bersih,” kata Komar sambil menunjukkan beberapa pohon miliknya yang harus terkena pemotongan bagian dahannya. Selain pohon yang terancam tumbang, kegiatan yang rencananya akan rutin dilaksanakan setiap minggunya ini, juga menargetkan terciptanya semua ruas jalan desa menjadi bersih dan asri. “Warga minta kegiatan ini seminggu sekali, dan semuanya setuju,” pungkas Dailah. (*)
Nyawa Pengguna Jalan Makin Terancam
*) Lubang jalan bermunculan, kerap menjebak kendaraan
INDRAMAYU—Kondisi jalan raya Jatibarang – Indramayu makin memprihatinkan. Ruas jalan yang merupakan akses utama menuju pusat kota mangga itu, tampak rusak parah dan mengancam jiwa pengguna jalan yang melintasinya.
Pantauan di sepanjang jalur tersebut, Selasa (19/1), sejumlah titik rawan terlihat di sepanjang jalan yang melintasi beberapa desa di Kecamatan Jatibarang. Hingga memasuki musim hujan saat ini, pengendara dan warga setempat kian merasakan realisasi pembangunan yang masih dinilai sangat minim.
Padahal, kata beberapa sumber, jalan raya yang merupakan fasilitas umum untuk memenuhi kebutuhan transportasi massal, seharusnya mendapat perhatian serius pihak terkait guna menghindari terjadinya kecelakaan fatal bagi pengguna jalannya. Beberapa titik yang kondisinya sangat rawan, yakni di Desa Kebulen, Pawidean, Jatisawit, Jatisawit Lor, Krasak, dan Lohbener. Lubang dengan lebar dan kedalaman bervariatif, tampak di kanan dan kiri jalan.
Tak pelak, ketika hujan turun, lubang kontan digenangi air yang mengakibatkan setiap kendaraan yang melintas kerap terjebak dan tidak jarang membahayakan kendaraan lainnya juga. Sejumlah kecelakaan maut pun kerap terjadi dengan penyebabnya ditimbulkan dari permukaan aspal yang tidak dalam kondisi baik. “Seringnya kecelakaan akibat berebut jalan, dan sekarang kondisi jalannya tambah parah,” kata Munadi (35), warga Jatibarang yang menjadikan jalur tersebut sebagai akses utama dalam menunaikan rutinitasnya.
Tidak hanya sepeda motor, kendaraan jenis mobil juga kerap terjebak kubangan air yang sebenarnya adalah lubang jalan yang menganga dan siap menjebak korbannya. Permukaan aspal yang sempat mendapat perawatan itu, kini material aspal dan bebatuannya sudah tersebar ke badan dan bahu jalan.
Dengan kondisi jalan yang demikian, para pengendara yang melintasinya dituntut untuk dapat lebih meningkatkan kewaspadaannya agar tidak terjebak lubang maut yang setiap saat terus mengancam dan sangat membahayakan. “Waspada sih waspada, tapi kalau lupa dan seringnya kagok dengan kendaraan lain. Ya tetep saja gubrak (terjebak, red),” tutur Supriatna (31), warga Ujungjaya, Kecamatan Widasari, kemarin. (*)
Puluhan Sopir Angkot Resahkan Pungli
*) Tidak Beroperasi Duduki Terminal Jatibarang
INDRAMAYU—Sedikitnya 35 unit angkutan kota (angkot) trayek Jatibarang – Karangampel, dikawal aparat kepolisian menuju Terminal Jatibarang. Iring-iringan kendaraan umum warna kuning tersebut, menjadi perhatian masyarakat dan pengendara di sepanjang jalan yang dilaluinya, Rabu (27/1).
Rombongan yang bertolak dari Terminal Karangampel tersebut, ternyata merupakan aksi mogok para sopir yang semula akan dilakukan di pusat Kota Indramayu. Aksi para sopir tersebut, sebagai langkah menyampaikan aspirasi lanjutan yang telah lama belum direalisasikan pihak terkait.
Para pengunjuk rasa yang tiba di Terminal Jatibarang sekitar pukul 11.00 itu, diterima Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Indramayu Drs Umar Budi Karyadi, Kasatlantas Polres Indramayu AKP Drs Dodi Arahmansyah, dan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH. Diungkapkan koordinator aksi, Roni, para sopir menuntut pihak terkait untuk menertibkan adanya pungutan liar (pungli) di terminal bayangan yakni di Desa Bulak Kecamatan Jatibarang, pemberhentian angkutan harus menggunakan terminal yang sudah ada, dan meminta ketegasan aparat dalam memberantas premanisme di terminal bayangan.
Menurutnya, lokasi yang selama ini digunakan untuk pemberhentian angkot adalah tanah milik warga dan dua terminal yang tertera didalam trayek seharusnya menjadi acuan dalam memberlakukan pemberhentian angkot tersebut di terminal yang sudah ditentukan. “Pemberhentian harusnya di terminal, bukan di sembarang tempat yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh pihak yang mengatasnamakan dari pihak keamanan,” ujar dia menyampaikan aspirasi para sopir.
Dilanjutkannya, terjadinya aksi tersebut merupakan sikap yang ditunjukkan para sopir sebagai bentuk pengaduan dengan harapan dapat segera terealisasi. Untuk pungutan setiap harinya, setiap unit angkot dikenakan biaya sebesar Rp6.500 dan biaya per temnya Rp3.000. “Para penumpang juga sering mengeluhkan mahalnya biaya transportasi dari Karangampel ke Jatibarang, karena setelah naik angkot mereka (penumpang, red) harus berganti kendaraan lainnya untuk sampai ke Jatibarang. Kebalikannya, untuk calon penumpang dari jalur pantura yang akan menuju Karangampel, memilih turun di Kertasemaya dengan alasan cukup sekali naik angkot,” ungkap dia diamini rekan-rekannya.
Hingga saat aksi berlangsung, para sopir mengaku mendapat tekanan dan merasa khawatir jika usai berunjuk rasa kembali beroperasi. Sehingga, mereka meminta kepada aparat terkait untuk segera menuntaskan masalah yang disampaikan dan seyogyanya memberikan perlindungan serta pengayoman. “Aspirasi ini mohon ditanggapi dan direalisasikan, karena kami sepakat mogok narik sampai tuntutannya bisa dipenuhi,” pintanya disambut ucapan sopir lainnya yang siap dapur rumahnya tidak ngebul ini.
Hal senada disampaikan pengusaha angkot, H Kasimin, yang mengakui kondisi tersebut sangat berdampak pada penghasilan sopir-sopirnya. Bahkan, dalam tujuh hari terakhir ini para sopirnya hanya menyetorkan kunci angkotnya saja tanpa disertai setoran harian. “Harus menggunakan terminal dan ada jaminan keamanan. Kami sangat terancam, dan sudah bosan dengan perundingan-perundingan tanpa realisasi, bayangkan saja sejak 1997 sampai sekarang,” tuturnya.
Sementara itu, Kadishub dan Kominfo Drs Umar Budi Karyadi, mengakui belum adanya realisasi dari tuntutan-tuntuta yang memang sudah disampaikan sejak lama itu. Menurutnya, kondisi tersebut dihadapkan dengan sulitnya memberikan keputusan yang berbenturan dengan alat transportasi umum lainnya. Pihaknya meminta ma’af atas kelalaian yang belum ditindaklanjuti tersebut. “Permasalahan ini tidak mudah, dan kami akan berunding dengan pihak terkait agar dalam merealisasikannya tidak ada ekses yang berdampak merugikan angkutan lainnya,” jelas dia dihadapan pendemo. Ditambahkan Kasatlantas Polres Indramayu, AKP Drs Dodi Arahmansyah dan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, yang akan melakukan langkah-langkah strategis dalam merealisasikan hal itu.
Pihaknya terlebih dulu akan melihat trayek semula dan menginventarisir kendala-kendala yang menghambat di lapangan. Untuk mendapatkan solusi terbaiknya, harus dilakukan musyawarah dengan melibatkan banyak pihak untuk menghindari adanya pihak lain yang dirugikan. “Jangan terlantarkan penumpang, dan untuk mendapatkan hasil akhir yang terbaik harus bersabar. Kami semua akan berupaya maksimal dan optimal,” paparnya.
Aksi yang berlanjut dengan menduduki terminal Jatibarang dibawah pengamanan aparat kepolisian tersebut, diisi para sopir untuk saling bertukar pendapat dan tetap kukuh untuk tidak beroperasi hingga tuntutannya dikabulkan. (*)
SDN Lelea 1 Lestarikan Seni Sintren
INDRAMAYU—Pentas seni dan kreatifitas murid SDN Lelea 1, menjadi agenda tahunan dalam rangka melestarikan seni dan budaya daerah agar tetap dapat terjaga serta tidak lenyap ditelan arus globalisasi yang kerap disusupi kebudayaan asing.
Diungkapkan Kepala SDN Lelea 1, Sugiarto SPd, kegiatan pensi yang menyuguhkan kesenian sintren, merupakan wujud kepedulian sekolah dalam melestarikan sekaligus menjaga budaya daerah dari keberadaannya yang sudah mulai terpinggirkan. “Budaya daerah senantiasa harus dapat dijaga dan dilestarikan jangan sampai punah, dan sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk tetap memerhatikan keberadaan budaya daerah yang sesungguhnya memiliki potensi sangat luar biasa,” paparnya, kemarin.
Hal itu, kata dia, juga tumbuh atas keprihatinan terhadap kemunduran seni dan budaya daerah yang seharusnya dapat dijadikan komoditi sebagai aset daerah. “Untuk melestarikannya, kami berupaya membimbing murid untuk mengenal dan mampu membawakan seni sintren. Dan melalui murid, seni dan budaya daerah yang sudah mulai tersingkirkan oleh perkembangan jaman serta masuknya budaya negative dari luar, diharapkan dapat menggali potensi yang dimiliki murid untuk dapat menjaga dan melestarikannya,” jelasnya.
Dikatakannya, pola penerapan kesenian sintren di sekolahnya, upaya awal yang dilakukan dengan cara menanamkan kecintaan murid terhadap seni dan budaya daerah. “Selain menggali bakat dan potensi murid, kami juga ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa seni dan budaya daerah yang dimiliki sebagai warisan nenek moyang masih ada dan mampu dibawakan dengan baik oleh murid-murid kami,” ujar dia. (*)
Tabrakan Karambol Tiga Mobil
*) Gara-gara hindari motor oleng
INDRAMAYU—Indisen tabrakan di jalur pantura Indramayu kembali terjadi, Sabtu (2/1), sekitar pukul 07.30 tiga mobil dijalur dan arah yang sama terlibat tabrakan beruntun. Ketiga mobil nahas itu diantaranya Honda Jazz nopol AA 9290 EA, Toyota Kijang nopol B 8813 LY dan Mitsubishi colt nopol E 8966 U.
Peristiwa yang terjadi di jalur arah ke Jakarta tepat di daerah bundaran taman Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, juga memporakporandakan satu jongkoan (lapak penjual mangga) milik warga setempat, Taryono (38,)yang berada di sisi kiri jalan.
Keterangan di lokasi menyebutkan, awal kejadian tersebut bermula ketika Toyota kijang yang dikemudikan Pandoyo Adi (48), warga Jatiasih Bekasi, melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta. Saat memasuki jalur di Desa Pilangsari, tepatnya di sekitar bundaran taman mendadak dikejutkan oleh sepeda motor didepannya yang melaju tidak normal. Melihat sepeda motor yang semakin oleng ke tengah, Pandoyo berusaha membanting kemudi ke kanan menghindari motor tersebut.
Namun, saking kuatnya membanting kemudi, posisi mobilpun hampir melintang di tengah jalan. Pada saat bersamaan itu pula, sebuah mobil Honda Jazz yang dikendarai Daniel (23), warga jalan Tentara Pelajar, Magelang, tak kuasa melakukan reflek menghindari mobil yang menutup jalur didepannya. Walaupun sekuat tenaga menghindari tabrakan, tapi adu bodi tetap saja tidak terelakkan dengan menimbulkan benturan keras hingga mengakibatkan mobil kijang terdorong beberapa meter ke sisi kiri jalan dan mendarat di lapak dagangan warga.
Tidak hanya sampai disitu, Honda Jazz yang sudah tidak bisa dikendalikan dan terhenti di badan jalan jalur kanan, sepersekian detiknya dihantam keras dari arah belakang oleh mobil pengangkut peralatan dapur jenis Mitsubishi colt yang dikemudikan Juhana (40), warga Desa Leuwimunding, Rajagaluh, Kabupaten Majalengka.
Dari peristiwa yang terjadi, tiga mobil mengalami kerusakan dan satu lapak penjual oleh-oleh khas Indramayu berantakan dan tidak ada korban jiwa. “Tabrakan beruntun tiga mobil, dan semua pengemudi maupun penumpangnya selamat,” jelas Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, kemarin disela-sela proses evakuasi kendaraan. (*)
Protes Gangguan Lingkungan Nyaris Ricuh
*) Diduga hilangnya sarana infrastruktur akibat pendirian sejumlah bangunan
INDRAMAYU—Protes adanya gangguan terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari pendirian bangunan hotel dan sejumlah pertokoan yang disampaikan warga Blok Gudang Desa Jatibarang Baru, nyaris saja berbuntut kericuhan.
Hal tersebut terjadi ketika adanya skorsing waktu sekitar lima menit. Puluhan warga yang hadir di aula kantor kecamatan setempat, mengakui kekecewaan atas empat pertemuan sebelumnya yang bertempat di kantor kuwu desa setempat.
Pasalnya, keputusan yang dihasilkan pada pertemuan keempat dalam bentuk kesepakatan antara pemilik bangunan dan pertokoan untuk membenahi infrastruktur (saluran air) yang diklaim masyarakat setempat telah hilang, belum juga ada realisasi perbaikan. Menurut koordinator aksi, Undoro, saluran air dengan lebar sekitar satu meteran itu, kini kondisinya sudah tidak berfungsi lagi dan kerap menjadi pemicu terganggunya pembuangan air saat musim hujan tiba. “Saluran air yang ditutup pemilik bangunan, harus dibuka seperti semula. Kami minta secepatnya diberesi,” ujarnya menyampaikan aspirasi warga Blok Gudang itu, Rabu (13/1).
Sama halnya yang dilontarkan warga lainnya, Nano, keberadaan bangunan yang merupakan hak pemiliknya, dengan adanya protes itu bukan berarti warga akan merampas hak orang lain. Tapi, justru warga yang menuntut adanya pengembalian hak berupa saluran air yang sudah semestinya milik masyarakat. Namun, kata dia, sikap yang ditunjukkan salah satu pemilik bangunan yang kukuh dengan kepentingan pribadinya, dinilai telah meremehkan warga dan lingkungan yang berpotensi memancing emosi warga setempat. “Kami sangat tidak mengharapkan timbul masalah yang lebih besar lagi. Dalam masalah ini warga menuntut haknya untuk dikembalikan, mengingat saluran air menjadi faktor penting sebagai kelengkapan infrastruktur yang sudah ada sejak generasi sebelum saya,” ungkapnya dalam forum.
Bahkan, warga juga menilai tindakan menutup saluran air tersebut, merupakan tindakan yang tidak mengutamakan kepentingan umum. Dan bagi yang melakukannya, sangat tidak memiliki jiwa sosial dan dinilai tidak bisa bermasyarakat. Terkait dengan salah satu bangunan baru yang masih dalam proses finishing, warga menduga adanya tindakan menyalahi aturan perijinan mendirikan bangunan. Karena, bangunan yang didirikan menimbulkan gangguan terhadap kondisi sosial masyarakat setempat. “Padahal dari sebelum jadi saya sudah ngomong, tapi pas sudah jadi bangunannya tetap mengganggu,” teriak Lilis, salah satu perempuan yang juga ngotot menuntut adanya pengertian dan jiwa sosial pemilik bangunan.
Disebabkan pemilik bangunan, Erik, tetap kukuh dengan pendiriannya yang menolak untuk memotong bagian atap bangunan dan memperbaiki saluran air. Unsur muspika yang terdiri dari Camat Jatibarang, Dudung Indra Ariska SH MH, Kapolsektif AKP Sumari SH dan Danramil Kapten (Inf) Wahnun, meminta skorsing waktu kepada forum sekitar lima menit yang bertujuan membicarakan permasalahan di salah satu ruangan bersama pemilik bangunan yang tetap pada pendiriannya itu. Sesaat kemudian, warga yang sudah emosi karena dikesalkan dengan tidak adanya sikap sosial pemilik bangunan, warga mulai beringas dengan wajah memerah. Dan beruntungnya, situasi dapat dikendalikan dengan cepat oleh petugas keamanan yang berjaga-jaga sejak awal.
Selanjutnya, forum kembali dilanjutkan dan adanya kesepakatan dari pihak Erik yang diwakili Ahong (adik ipar Erik), dengan dibuatnya kesepakatan yang berisi perihal akan diselesaikannya semua yang menjadi tuntutan warga. “Semua tututan warga akan saya penuhi,” kata Ahong. Sementara itu, Camat Dudung meminta warga untuk tetap dapat menjaga keamanan dan ketertiban. Dan bagi pemilik bangunan, diimbau untuk dapat merealisasikan tuntutan warga demi kepentingan umum. “Jiwa sosial dan mau bermasyarakat sangat penting untuk menghindari timbulnya kesenjangan sosial akibat dari adanya miskomunikasi. Keputusan pertemuan ini, diharapkan tidak merugikan kedua pihak,” ujarnya. (*)
Virus Dengue Makin Mengganas
INDRAMAYU—Ancaman bahaya kehilangan nyawa yang ditimbulkan dari merebaknya virus dengue yang ditularkan hewan jenis nyamuk aedes aegypti, jumlah penderitanya terus mengalami penambahan.
Tidak terkecuali yang tersebar di beberapa puskesmas, pantauan di RSI Zam-Zam Jatibarang, Jum’at (15/1), terpampang daftar pasien yang terserang virus mematikan itu. Dari data yang berhasil diperoleh, sejak pertengahan Desember 2009, jumlah pasien penderitanya sekitar 10 orang yang berasal dari berbagai desa di bagian timur Indramayu.
Sebanyak lima pasien yang masih dalam perawatan tim medis RS setempat, diantaranya Fitria (11) dan Nurokhim (19) asal Desa/Kecamatan Tukdana RT04/02, Diki Firmansyah (2) asal Desa Kasmaran RT04/02 Kecamatan Widasari, Rere Maelani (11) asal Desa Tugu Kecamatan Lelea dan Mukti Ali (15). Pasien lainnya yang sudah dinyatakan bebas dari virus dengue dan sudah diperbolehkan pulang, yakni Ismi (9) asal Segeran Kidul RT03/04 Kecamatan Juntinyuat, Muhamad Fajar (8) Desa Legok RT09/02 Kecamatan Lohbener, Ninik (19) warga Desa Sukadana RT08/03 Kecamatan Tukdana, Dede Juniarta (9) asal Desa Langgengsari RT07/03 Kecamatan Lelea, dan Budi Santoso (20) warga Desa Bulak RT04/03 Kecamatan Jatibarang.
Salah satu pasien yang ditemui Radar di ruang perawatan RSIZ Jatibarang, Fitria, tubuh mungil bocah kelas IV sekolah dasar ini, kondisinya masih terlihat mengkhawatirkan. Korban yang mengalami demam tinggi pada saat pertama masuk sekolah usai liburan, Senin lalu, dilarikan oleh keluarganya ke RS pada Rabu (13/1).
Diakui ibu korban, Tarminah (39), karena kondisi anaknya yang tidak juga menunjukkan perubahan, maka diputuskannya untuk segera mendapatkan perawatan intensif tim medis. “Panasnya tinggi, sudah tiga hari terus dibawa ke sini,” tuturnya kepada Radar, kemarin.
Sementara itu, hasil yang diperoleh dari diagnosa menunjukkan pasien yang terserang virus dengue tersebut, dinyatakan positif sebagai pasien penderita Demam Berdaarah Dengue (DBD). Hal itu ditegaskan dari dua gejala klinik yang diantaranya demam dan pendarahan atau torniquest test positif dengan disertai penurunan jumlah trombosit dan kenaikan hemakonsentrasi. “Nurohim dan Rere masih menunggu hasil laboratorium,” jelas dokter jaga, dr Rezkha Anazri saat dikonfirmasi yang menegaskan kesemua pasien itu saat tiba di RS baru menunjukkan gejala seperti demam tinggi.
Menurut Rezkha, tanda-tanda pada tubuh penderitanya yang ditimbulkan dari virus itu, beberapa diantaranya menunjukkan demam tinggi antara dua hingga tujuh hari, nyeri pada perut kanan bawah, nyeri persendian, dan nyeri kepala. Ciri lainnya yakni terdapat bintik merah pada tubuh, pendarahan pada gusi, mimisan dan buang air besar berwarna hitam. “Kemudian adanya peningkatan hematokrit dan penurunan trombosit, dan untuk memastikannya adanya hasil lab dan status dengue blot,” paparnya.
Untuk pertolongan medis yang dilakukan, kata dia, pihaknya berupaya untuk menyeimbangkan cairan pada tubuh pasien dan memberikan obat-obatan, termasuk transfuse trombosit. “Kondisi yang sudah pada level sangat mengkhawatirkan ketika korban sudah dalam kondisi shock, dan sementara ini patut disukuri, karena pasien yang mengidap virus dengue berhasil diselamatkan,” ungkapnya.
Timbulnya penyakit yang erat kaitannya dengan faktor kebersihan lingkungan tersebut, menuntut setiap individu masyarakat agar dapat menerapkan pola hidup sehat. Hal itu sebagai upaya menghindarkan dari munculnya ancaman bahaya dari virus dengue. Begitu pula dengan pihak terkait yang juga memiliki peran dan tanggung jawab di dalamnya, yakni untuk memberikan pemahaman kebersihan lingkungan dan melengkapi sarana maupun prasarana lingkungan yang dibutuhkan masyarakat dalam mendapatkan realisasi pelaksanaan pembangunan guna menunjang tatanan lingkungan yang bersih dan sehat. “Disemprotnya (fogging, red) bisanya kalau sudah banyak yang kena demam berdarah,” timpal salah satu orang tua pasien. (*)
Polres Latihan Penanganan Bencana Alam
INDRAMAYU—Satuan Samapta Polres Indramayu mengerahkan satu peleton pasukannya dan dua buah perahu karet dalam latihan penanggulangan bencana alam yang disebabkan faktor alam maupun akibat ulah manusia , Rabu (27/1), di kawasan Pantai Tirtamaya. Salah satu bentuk kegiatan rutin tersebut, dilaksanakan dalam menyikapi kerawanan terjadinya ancaman bencana alam di Kabupaten Indramayu dengan menggembleng anggota Sat Samapta yang siap diterjunkan dalam menangani bencana alam banjir. Kapolres Indramayu AKBP Nasri Wiharto SIK melalui Kasat Samapta AKP E Pardede SH, kepada wartawan menerangkan kegiatan yang dilaksanakannya dalam rangka menyiapkan personil yang handal sebagai wujud peran Polri dalam penanggulangan bencana alam. “Kehadiran anggota Sat Samapta Polres Indramayu pada saat terjadinya bencana perlu didukung dengan kemampuan dan keterampilan, dan juga perlu dilengkapi sarana maupun prasarana yang memadai sehingga mampu bertindak secara proporsional,” Jelas Pardede, kemarin. Menurutnya, kemampuan dan keterampilan tidak akan datang dengan sendirinya tanpa adanya upaya pelatihan intensif. Diharapkannya, pelatihan yang dilaksanakan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan personilnya. “Pelatihan ini wajib diikuti secara serius untuk mendapatkan hasil optimal dalam pelaksanaannya nanti,” ujar dia. Ditegaskan dia, pelatihan ekstra tersebut akan dilaksanakan sesuai rencana, yakni rutin satu kali dalam seminggu. “Bencana yang terjadi sangat tidak diinginkan, tapi ancamannya bisa saja terjadi setiap saat. Untuk itu, personil kepolisian juga harus siap bertindak pada saat bencana terjadi dengan mengaplikasikan pemahaman yang diperoleh pada setiap latihan ,” tukasnya. (*)
Pesawat Pengontrol Kebun Tebu PG Rajawali Nyasar ke Pemukiman
INDRAMAYU--Sebuah pesawat pengontrol milik PG Rajawali Jatitujuh, nyasar dan mendarat tanpa kendali di rumah milik warga Blok Kemped, Desa Rancajawat, Kecamatan Tukdana, Jumat (29/1).
Insiden jatuhnya pesawat berukuran kecil yang digunakan untuk mengawasi perkebunan tebu itu santer tersiar kabar telah terjatuh sebuah helikopter di pemukiman warga, kontan menggegerkan warga di kecamatan lainnya.
Penelusuran di lokasi, kemarin sekitar pukul 09.00 sebuah pesawat yang dikendalikan dengan remote kontrol tampak berputar-putar di atas pemukiman warga Desa Rancajawat. Karuan saja, suara bising menyerupai suara mesin rumput dan tampaknya benda aneh itu menyita perhatian warga setempat. Menurut informasi, setelah pesawat yang terbuat dari bahan kayu pinus berukuran sekitar satu meter dengan dilengkapi sebuah kamera di bagian bawahnya itu dengan cepat menukik dan mendarat di atap rumah milik pasangan suami sitri Kadnawi (45) dan Kadmi (40) yang terletak di RT12/04 bernomor 54.
Diduga, pesawat kecil berkamera tersebut saat sedang dioperasikan untuk memantau perkebunan tebu dari udata itu, hilang kendali akibat jarak terbangnya melebihi kapasitas frekuensi remote kontrol pengendalinya. Dikatakan Kadmi, suara benturan keras pada saat pesawat itu mendarat, kontan mengejutkannya yang saat itu sedang berada di dalam rumah. Bahkan, kepanikan yang terjadi mengarah pada robohnya rumah tersebut. "Kaget, suarane anteng (suaranya keras, red). Bokat kita umah rubuh (Saya kira rumah roboh, red)," tuturnya yang mengaku diberi sumbangan oleh pemilik pesawat sebesar Rp50 ribu.
Pemilik pesawat yang kurang dari satu jam tiba di rumah warga tersebut, langsung mengevakuasi badan pesawat dan membawanya kembali ke PG Rajawali Jatitujuh. Beruntungnya, insiden tersebut tidak memakan korban, hanya atap rumah dan sejumlah dahan pohon mangga yang mengalami kerusakan. (*)
Insiden jatuhnya pesawat berukuran kecil yang digunakan untuk mengawasi perkebunan tebu itu santer tersiar kabar telah terjatuh sebuah helikopter di pemukiman warga, kontan menggegerkan warga di kecamatan lainnya.
Penelusuran di lokasi, kemarin sekitar pukul 09.00 sebuah pesawat yang dikendalikan dengan remote kontrol tampak berputar-putar di atas pemukiman warga Desa Rancajawat. Karuan saja, suara bising menyerupai suara mesin rumput dan tampaknya benda aneh itu menyita perhatian warga setempat. Menurut informasi, setelah pesawat yang terbuat dari bahan kayu pinus berukuran sekitar satu meter dengan dilengkapi sebuah kamera di bagian bawahnya itu dengan cepat menukik dan mendarat di atap rumah milik pasangan suami sitri Kadnawi (45) dan Kadmi (40) yang terletak di RT12/04 bernomor 54.
Diduga, pesawat kecil berkamera tersebut saat sedang dioperasikan untuk memantau perkebunan tebu dari udata itu, hilang kendali akibat jarak terbangnya melebihi kapasitas frekuensi remote kontrol pengendalinya. Dikatakan Kadmi, suara benturan keras pada saat pesawat itu mendarat, kontan mengejutkannya yang saat itu sedang berada di dalam rumah. Bahkan, kepanikan yang terjadi mengarah pada robohnya rumah tersebut. "Kaget, suarane anteng (suaranya keras, red). Bokat kita umah rubuh (Saya kira rumah roboh, red)," tuturnya yang mengaku diberi sumbangan oleh pemilik pesawat sebesar Rp50 ribu.
Pemilik pesawat yang kurang dari satu jam tiba di rumah warga tersebut, langsung mengevakuasi badan pesawat dan membawanya kembali ke PG Rajawali Jatitujuh. Beruntungnya, insiden tersebut tidak memakan korban, hanya atap rumah dan sejumlah dahan pohon mangga yang mengalami kerusakan. (*)
Pencuri Tank Semprot Nyaris Dimassa
JATIBARANG--Apes nian nasib yang dialami Mista (36), warga Desa Sibubut, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Pasalnya, pria bertubuh gemuk ini berhasil ditangkap warga ketika berusaha meloloskan diri dari kejaran massa saat menjalankan aksi tindak kejahatannya, Senin (25/1).
Keterangan yang diperoleh, kejadiannya bermula ketika seorang warga Desa Kliwed, Kecamatan Kertasemaya, Sunaya (40), sekitar pukul 10.00 usai menyemprotkan pestisida dilahan sawah miliknya yang berada di Blok Sondol Desa Kliwed. Alat penyemprot berupa water tank (tank semprot) yang sudah kosong itu diletakkannya di tanggul sebelah sawahnya. Kemudian dirinya melanjutkan kembali aktifitasnya mencabuti rerumputan yang mengganggu tanaman padi yang belum lama ditanami.
Tanpa disadarinya, ternyata water tank miliknya diam-diam sudah diincar orang lain. Si pelaku pun dengan cepat membawa kabur barang sasaran aksinya menggunakan sepeda motor Suzuki Smash. Bersamaan dengan kaburnya pencuri itu, Sunaya tanpa sengaja melihat sepeda motor yang melaju kencang dan betapa terkejutnya ketika dengan jelas dilihatnya pengendara motor itu mengendong water tank miliknya.
Memanfaatkan sisa tenaganya, Suanaya lantas berteriak meminta tolong warga lainnya yang berada tidak jauh dari sawahnya. Warga lain yang kebetulan sedang mengendarai sepeda motor, mendengar teriakan itu langsung mengejar obyek yang ditunjuk si peneriak. Aksi kejar-kejaran pun tak terelakkan, dan saking paniknya si pencuri hingga tidak mewaspadai rel kereta api yang akan dilaluinya. Dia pun terjatuh, lalu bangun dan kembali memacu sepeda motornya ke arah jalur pantura. Hingga akhirnya, setelah beberapa kali jatuh bangun, si pencuri kembali terjatuh di aspal pantura tepatya di Desa Sukalila, Kecamatan Jatibarang.
Saat itu, anggota Linmas setempat, Carta (32), yang mengetahui ada pengendara motor yang terjatuh berniat untuk memberikan pertolongan. Namun, pada saat anggota Linmas ini berlari mendekati lokasi, si pengendara yang terjatuh itu memilih kabur meninggalkan sepeda motornya. secara bersamaan, warga lain yang semula melakukan pengejaran memberitahukan bahwa orang yang lari itu adalah pencuri. Carta yang mendengar informasi itu, dengan sigap mengejar dan berhasil menangkapnya.
Warga yang sudah beringas, nyaris saja menjadikannya media menyarangkan kekesalannya. Beruntungnya, Mista yang segera diamankan ke kantor kuwu Sukalila tanpa sedikitpun terkena amukan massa. "Saya kan habis nyemprot, tangkinya saya letakkan di tanggul. dan saya meneruskan pekerjaan saya mencabuti rumput, pas saya lihat ada orang naik motor bawa tangki saya. terus saya minta tolong dan dikejar temen saya," tutur Sunaya, kemarin di kantor kuwu Sukalila.
Sementara itu, si pencuri yang mengalami luka lecet dan memar di beberapa bagian muka dan tubuhnya karena beberapa kali terjatuh dari sepeda motornya, beralasan kenekadannya mencuri itu karena terdesak faktor ekonomi keluarga. "Buat dijual, uangnya buat biaya sekolah anak," kata Mista berdalih memiliki anak yang kini duduk di bangku SMA kelas XII.
Petugas Polsektif Jatibarang yang dengan cepat tiba, berhasil meredam emosi warga yang masih menunggu dikeluarkannya tersangka dari ruangan pengamanan. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, tersangka bersama barang bukti berupa water tank dan sepeda motor dibawa petugas Polsek Kertasemaya menggunakan kendaraan patroli. (*)
Jumat, 20 Agustus 2010
Lagi, Mayat Pria Bugil Mengambang di Balas
INDRAMAYU--Sesosok tubuh manusia dalam keadaan tidak bernyawa kembali ditemukan mengambang di areal bendung karet, Bangkir. Kali ini mayat tanpa busana itu menepi ke sisi sungai Cimanuk yang masuk ke wilayah hukum Polsektif Jatibarang, Minggu (24/1). Mayat misterius yang ditemukan warga sebelum dilaporkan ke polisi itu, menjadi tontonan menarik bagi warga setempat dan warga lainnya yang saat itu melintasi jembatan Balas Desa Lobener Lor, Jatibarang. Keterangan di lokasi menyebutkan diketahuinya ada sesosok mayat yang jelas terlihat tidak mengenakan pakaian itu, tampak ke permukaan air dan menepi sekitar pukul 06.30. Selanjutnya, warga yang mendapat laporan dari warga lainnya meneruskan penemuan mayat itu ke Mapolsektif Jatibarang. Beberapa jam kemudian, posisi mayat yang berada sekitar tiga meter dari bibir bantaran itu tertelungkup dengan kondisinya sudah membengkak, kulit badannya sudah mulai mengelupas, alat kelamin membesar, kaku dan menyebarkan aroma tidak sedap yang sangat menyengat. Polisi bersama warga berhasil mengevakuasi mayat pria yang diketahui memiliki ciri-ciri rambut ikal pendek, tinggi diperkirakan 168 sentimeter dengan berat badan 78 kilogram. Adanya mayat yang mengambang itu, pertama kali ditemukan dua pengemudi yang melintasi jembatan setempat, yakni Rosidah (38) warga Desa Sukasari Kecamatan Arahan dan Waryono (36) warga Desa Teluk Agung Kecamatan Indramayu. Selanjutnya, setelah berhasil dievakuasi, untuk kepentingan visum mayat laki-laki bugil tanpa identitas itu dikirim ke RSUD Indramayu menggunakan kendaraan patroli polsek setempat. Kapolsektif Jatibarang, AKP Sumari SH, saat dikonfirmasi menyebutkan kondisi mayat demikian itu diperkirakan sudah lebih dari tiga hari berada di air. Dan hasil visum luar tim medis menunjukkan tidak ditemukannya bekas-bekas kekerasan pada tubuh korban akibat penganiayaan. Hanya saja luka-luka lecet yang terdapat di tubuh korban diduga akibat benturan di sepanjang aliran sungai. "Bagi masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya, agar secepatnya menghubungi kami," imbau Sumari. (*)
Lagi, Pintu Perlintasan KA Jengkok Makan Korban
KERTASEMAYA—Pintu perlintasan Kereta Api (KA) yang terletak di KM 188 patok 8 Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, kembali memakan korban jiwa, Rabu (13/1).
Sumber di lokasi menyebutkan, kabar yang tersiar itu berawal dari laporan masinis KA Bangun Karta nomor 7086 yang saat itu melaju dari arah Jakarta tujuan Jombang, Sukari, yang melaporkan kejadiannya kepada petugas Stasiun Kertasemaya, Edi. Tidak lama laporan diteruskan ke mapolsek setempat.
Polisi yang dengan cepat mendatangi lokasi kejadian, dikejutkan dengan ditemukannya tubuh korban yang sudah tidak bisa dikenali lagi. Tubuh korban remuk, hanya saja sedikit ciri yang ditemukan diantaranya bagian kepala korban yang menunjukkan rambut korban hitam pendek. Dan dari pakaian, korban mengenakan celana jins warna putih dan kemeja coklat.
Tubuh korban yang berserakan hingga 200 meteran berhasil dievakuasi dengan bantuan penerangan lampu senter, dan kumpulan potongan-potongan tubuh korban ditempatkan dalam sebuah karung lalu dikirim petugas ke RSUD Indramayu.
Di lokasi kejadian, warga yang silih berganti mendatangi lokasi, tidak ada satupun yang mengenali korban. Dan hingga berita ini ditulis, polisi belum menerima laporan warga yang kehilangan anggota keluarganya. (*)
Korban Binatang Misterius Kali Cimanuk
*) Tak punya biaya terpaksa pinjam tetangga
WIDASARI—Meningkatnya debit air yang mengaliri kali Cimanuk, kerap sekali menimbulkan kejadian-kejadian mistis yang dipercaya sebagian orang dilakukan oleh mahluk gaib yang mendiami titik-titik tertentu. Seperti kejadian yang dialami Rohani (32), wanita beranak empat warga Blok Pintu Air RT 03/02 Desa Ujung Jaya, Kecamatan Widasari ini sempat mengalami kelumpuhan setelah digigit binatang misterius ketika menangkap ikan di kali Cimanuk di desanya. Diceritakan dia, pada Sabtu (26/12) lalu, kali Cimanuk mendadak mengalami penambahan debit air tidak seperti biasanya. Seorang warga setempat, saat itu memberitahukan adanya sejumlah warga yang sedang berebut menangkap ikan di kali. Kemudian, dirinya tertarik untuk ikut menangkap ikan yang kala itu terlihat dalam jumlah banyak di sepanjang tepian kali. Dengan kedua matanya, diakuinya saat menangkap ikan, warga lainnya mendapatkan ikan dalam jumlah banyak hanya dengan sekali mengayuh alat penangkap (seser). Oleh sebab itu, dirinya berupaya menangkap ikan sebanyak-banyaknya hanya dengan menggunakan sebuah alat kecil yang biasa digunakan untuk tempat makanan (telompok). Anehnya, usaha untuk menangkap ikan tidak semudah yang dilihatnya. Baru juga mendapatkan satu ekor udang ukuran sedang, dirinya dikejutkan dengan benda asing yang hanya meninggalkan tanda di bagian betis kirinya. “Rasanya kaya digigit semut, bentuknya kaya apa tidak kelihatan,” katanya. Lalu, setelah penasaran dan berusaha mengangkat bagian betisnya itu, sontak dibuat kalang kabut ketika dilihatnya ada dua lubang yang mengeluarkan darah segar. Bergegas naik ke bantaran kali, dibantu warga lainnya dilarikan ke rumahnya yang terletak dibawah tanggul kali itu. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, oleh keluarga dilarikan ke Puskesmas setempat. Dan sejak itu, pengobatan alternative juga dijalaninya untuk mendapatkan kesembuhan. Bahkan, sejumlah paranormal turut memberikan bantuan, karena diduga terkait dengan gigitan yang dilakukan oleh hewan penunggu kali Cimanuk. Ada yang berpendapat digigit buaya putih, buaya kutet dan ada juga yang mengatakan digigit ular siluman. Sehingga, ketika dievakuasi ke rumahnya yang berukuran 4X6 meter semi permanent itu, korban dilarang untuk dibawa masuk ke dalam rumah. Bahkan, dalam waktu hingga tiga hari, korban diungsikan ke rumah saudaranya di desa tetangga dengan alasan paranormal untuk menghindari kejadian mistis yang lebih berbahaya lagi. Larangan lainnya, warga yang akan melihat korban, dalam tiga hari itu tidak diperbolehkan bagi yang mengenakan pakaian berwarna merah dan memakai perhiasan. Korban yang tinggal bersama dua dari empat anaknya itu, bersuamikan Agus (35), seorang kuli bangunan korban PHK salah satu pabrik di Tangerang. Dan untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, dengan sangat terpaksa dia menjadi buruh tani. Dalam kondisi tersebut, jangankan untuk mendapatkan layanan medis yang memadai, untuk makanpun sangat kesulitan. Diakuinya pula, sampai saat sekarang, banyaknya program pemerintah dalam membantu perekonomian dan pendidikan warga miskin masih belum didapatkan. “Cuma periksa ke puskesmas saja, habis tidak punya uang. Buat ke tabib saja dapat pinjam,” kata dia bernada iba. Semestinya, keluarga dengan kondisi demikian menjadi prioritas pemerintah dalam menangani kemiskinan dan meningkatkan layanan pendidikan bagi anak bangsa. “Belum pernah ada bantuan, mas. Ruang dapurnya bareng dengan kamar tidur,” tuturnya lagi sambil berbaring kepada Radar, Senin (4/1) di ruang tamunya yang tampak dipadati pakaian tak bertempat dengan layak. (*)
Bocah 2 Tahun Terjungkal ke Bak Air
INDRAMAYU--Bagi orang tua yang masih memiliki momongan berusia di bawah lima tahun, membutuhkan tenaga ekstra dalam mengawasi aktifitas anak-anaknya. Jika tidak, malapetaka mungkin saja terjadi di luar kehendak orang tua yang setiap saat selalu menyayangi buah hatinya. Kejadian demikian nyaris saja menelan korban jiwa. Meli Amalia (2) misalnya, bocah ini berhasil selamat dari maut yang mengancamnya saat terendam di dalam bak air, Senin (25/1). Dalam kondisi sangat kritis, bocah mungil berjenis kelamin perempuan ini beruntung cepat ditemukan oleh kakak kandungnya. Balita yang dilarikan keluarga ke RSI Zam-Zam Jatibarang dan tiba di ruang UGD sekitar pukul 11.30 langsung mendapat pertolongan tim medis secara intensif. Upaya medis secara berangsur terus menunjukkan perkembangan kepulihan sang bocah yang sesekali dipeluk erat ayah kandungnya, Samsudin (40). Menurut pengakuan pria warga Blok Pande, Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya ini, ketika itu dirinya yang bekerja sekaligus mengurusi anak-anaknya karena ditinggal istrinya yang kini sebagai TKW sedang sibuk menyiapkan adonan mi basah untuk berjualan mi ayam. Kepanikan yang kontan mengejutkannya, yakni saat kakak si balita yang berteriak ketika mendapati adiknya berada di dalam bak air dengan kondisi yang sekarat. Beruntungnya, Samsudin yang segera mendatangi sumber suara berhasil mengangkat cepat balitanya dan segera melarikannya ke RS. "Tadinya lagi main, saya lagi bikin adonan bikin mi untuk jualan pangsit," tuturnya. Diduga, Meli tercebur ke dalam bak air disebabkan ingin menangkap air yang berada di dalam bak air tersebut. Hingga berita ini ditulis, korban yang berhasil lolos dari maut masih mendapatkan perawaatan intensif tim medis RS di ruang perwatan. (*)
Pulang Setor Motor Dilindas Gandengan
JATIBARANG—Sungguh tragis nasib Kawen (34), warga Desa Sudimampir Kecamatan Sliyeg, Indramayu, tubuhnya remuk digilas roda truk gandengan pengangkut pupuk Kujang di jalan Mayor Dasuki Jatibarang, Sabtu (9/1). Insiden mengerikan yang terjadi sekitar pukul 14.00 tersebut, sumber di lokasi kejadian menyebutkan, peristiwanya bermula ketika sepeda motor Honda Fit X nopol E 3018 Rt yang dikemudikan suami korban, Sopana (42), melaju dari arah utara. Saat memasuki jalur itu, persis di depan Bank BNI, Sopana yang membonceng istrinya itu berniat menyalip truk gandengan. Diduga karena perhitungan yang tidak tepat, baru saja truk gandeng itu disalip sebagian, mendadak dari arah berlawanan muncul kendaraan jenis pikap. Sepeda motor yang tetap memaksakan menyalip truk gandeng itu, seketika disulitkan karena jalur yang dilaluinya tertutup. Pada saat bersamaan, mobil pikap pun tidak memberi ruang bagi kendaraan kecil didepannya. Akibatnya, dalam posisi yang sangat sulit itu, setang kemudi motor bagian kanan bersentuhan dengan bodi pikap. Sopana yang hilang keseimbangan dalam mengendalikan motornya, tak kuasa menahan benturan keras itu. Sehingga, sepeda motor yang langsung terjatuh itu, melemparkan pengemudi dan yang diboncengnya. Beruntung bagi Sopana, karena dirinya bersama sepeda motor terlempar ke sisi kanan. Sedangkan Kawen, terlempar ke sisi kiri masuk ke dalam kolong truk gandengan. Dan pada saat itulah tubuh Kawen dilindas roda kanan truk gandengan jenis Mitsubishi nopol BE 4292 M hingga tewas mengenaskan. “Waktu nyalip baru setengah, dari depan ada mobil kol. Terus setir motor kesenggol,” tutur Sopana, kemarin di ruang UGD RSI Zam-Zam Jatibarang. Sopana yang langsung mendapat penanganan tim medis, mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya dan tulang tangan kirinya patah. Dalam kondisi sangat shok, Sopana kerap tidak sadarkan diri. “Katanya sih dia (Sopana) lihat langsung waktu istrinya dilindas. Dia dari diler habis setor cicilan motor,” kata pria yang mengaku kakak kandung Sopana ini. Sementara itu, pengemudi truk Kartono (54), warga Desa Losari Lor Kecamatan Losari, Cirebon, pada saat roda mobilnya melindas korbannya sama sekali tidak mengetahuinya. Hanya saja, mobil yang dikendarainya langsung diberhentikan setelah ada warga yang memberitahukan peristiwa itu. “Bawa pupuk dari Cikampek, mau bongkar di gudang pupuk Jatibarang Baru,” ucap dia pasrah. (*)
Kamis, 19 Agustus 2010
Tukang Pijat Dirampok Pasien
*) 2 Pelaku sempat dipijat korban
INDRAMAYU—Aksi kejahatan tindak pencurian dengan kekerasan, tampaknya terus mengincar korbannya tanpa pandang bulu. Baik orang yang memiliki harta berlimpah hingga warga yang hanya berekonomi pas-pasan untuk makan saja.
Hj Darmisi misalnya, perempuan berusia 47 tahun yang berprofesi sebagai tukang pijat (urut) ini menerima perlakuan kasar dari dua orang pasiennya, Selasa (5/1), sekitar pukul 08.30 di kediamannya yang terletak di Blok Plumbon RT 3/1 Desa/Kecamatan Sukagumiwang. Akibat ulah pelakunya, seperangkat perhiasan yang menempel di tubuhnya dipreteli dan dibeberapa bagian tubuhnya mengalami luka. Di bagian kepala, dahi kanannya terkena sabetan alat tajam dan sejumlah luka memar membiru di bagian punggungnya.
Diceritakan korban, seperti biasanya di rumah yang hanya dihuni bersama suaminya, H Sarki (55), dirinya setiap harinya selalu sendiri, karena suaminya disibukkan dengan rutinitasnya mengurus sawahnya. Menerima kunjungan pasien pijat, sudah menjadi warna dalam kehidupannya sehari-hari, bahkan pasien yang datangpun banyak yang berasal dari luar daerah dengan profesi pekerja kasar hingga pejabat.
Pagi itu, sekitar pukul 06.00, korban menerima kedatangan dua orang laki-laki yang meminta untuk dipijat. Tanpa ada rasa curiga dan gelagat yang mencurigakan, kedua pasiennya dipijat secara bergantian. Setelah selesai, korban dikejutkan dengan aksi kedua pasiennya yang langsung menjalankan aksinya secara kasar. Korban dibekap, tangan dan kakinya diikat menggunakan tali plastik. Tak pelak, kedua mata dan mulutnya dilakban. Korban pun terus melakukan perlawanan sekuat tenaga, namun tetap tidak berdaya melawan dua tenaga yang sudah memiliki niat jahat itu. Dalam beberapa kali perlawanan dengan tubuh yang sudah dikendalikan pelaku, beberapa kali juga korban mendapatkan hantaman benda tajam dibagian kepala dan punggungnya.
Berbarengan dengan itu, kedua pelaku dengan tenang mencopoti seluruh perhiasan yang dipakainya. Tak ayal pula, perhiasan berupa tiga buah cincin, gelang dan kalung dengan total seberat 40 gram digondol pelaku. Belum puas dengan menganiaya dan mengambil paksa perhiasan, kedua pelaku membenamkan korban menggunakan kasur alas pijat lalu menggulungnya. Dan pelaku yang diketahui korban datang dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit, tanpa mengambil barang lainnya dan merusak bagian rumah secepat kilat kabur.
Korban yang masih berjuang untuk keluar dari dalam gulungan kasur itu, beberapa saat kemudian korban berhasil keluar dari dalam kamar dan berteriak minta tolong dengan berdarah-darah. Hanya saja, saat itu situasi sedang dalam keadaan sepi dan memudahkan pelaku untuk bebas dari kejaran massa. “Kalau tidak diam saya bunuh,” dikatakan korban yang menirukan ancaman pelaku saat menganiaya dirinya, kemarin.
Diungkapkan korban, dua pelaku tersebut salah satunya memiliki tanda dibetis kiri berupa tato. “Dua orang itu pakai jaket hitam, yang satu tinggi besar dan satu lagi sedang. Saya ga lihat memukuli dan melukainya pakai apa, tapi ada golok dan handuk kecil yang ketinggalan,” tuturnya lagi. (*)
INDRAMAYU—Aksi kejahatan tindak pencurian dengan kekerasan, tampaknya terus mengincar korbannya tanpa pandang bulu. Baik orang yang memiliki harta berlimpah hingga warga yang hanya berekonomi pas-pasan untuk makan saja.
Hj Darmisi misalnya, perempuan berusia 47 tahun yang berprofesi sebagai tukang pijat (urut) ini menerima perlakuan kasar dari dua orang pasiennya, Selasa (5/1), sekitar pukul 08.30 di kediamannya yang terletak di Blok Plumbon RT 3/1 Desa/Kecamatan Sukagumiwang. Akibat ulah pelakunya, seperangkat perhiasan yang menempel di tubuhnya dipreteli dan dibeberapa bagian tubuhnya mengalami luka. Di bagian kepala, dahi kanannya terkena sabetan alat tajam dan sejumlah luka memar membiru di bagian punggungnya.
Diceritakan korban, seperti biasanya di rumah yang hanya dihuni bersama suaminya, H Sarki (55), dirinya setiap harinya selalu sendiri, karena suaminya disibukkan dengan rutinitasnya mengurus sawahnya. Menerima kunjungan pasien pijat, sudah menjadi warna dalam kehidupannya sehari-hari, bahkan pasien yang datangpun banyak yang berasal dari luar daerah dengan profesi pekerja kasar hingga pejabat.
Pagi itu, sekitar pukul 06.00, korban menerima kedatangan dua orang laki-laki yang meminta untuk dipijat. Tanpa ada rasa curiga dan gelagat yang mencurigakan, kedua pasiennya dipijat secara bergantian. Setelah selesai, korban dikejutkan dengan aksi kedua pasiennya yang langsung menjalankan aksinya secara kasar. Korban dibekap, tangan dan kakinya diikat menggunakan tali plastik. Tak pelak, kedua mata dan mulutnya dilakban. Korban pun terus melakukan perlawanan sekuat tenaga, namun tetap tidak berdaya melawan dua tenaga yang sudah memiliki niat jahat itu. Dalam beberapa kali perlawanan dengan tubuh yang sudah dikendalikan pelaku, beberapa kali juga korban mendapatkan hantaman benda tajam dibagian kepala dan punggungnya.
Berbarengan dengan itu, kedua pelaku dengan tenang mencopoti seluruh perhiasan yang dipakainya. Tak ayal pula, perhiasan berupa tiga buah cincin, gelang dan kalung dengan total seberat 40 gram digondol pelaku. Belum puas dengan menganiaya dan mengambil paksa perhiasan, kedua pelaku membenamkan korban menggunakan kasur alas pijat lalu menggulungnya. Dan pelaku yang diketahui korban datang dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit, tanpa mengambil barang lainnya dan merusak bagian rumah secepat kilat kabur.
Korban yang masih berjuang untuk keluar dari dalam gulungan kasur itu, beberapa saat kemudian korban berhasil keluar dari dalam kamar dan berteriak minta tolong dengan berdarah-darah. Hanya saja, saat itu situasi sedang dalam keadaan sepi dan memudahkan pelaku untuk bebas dari kejaran massa. “Kalau tidak diam saya bunuh,” dikatakan korban yang menirukan ancaman pelaku saat menganiaya dirinya, kemarin.
Diungkapkan korban, dua pelaku tersebut salah satunya memiliki tanda dibetis kiri berupa tato. “Dua orang itu pakai jaket hitam, yang satu tinggi besar dan satu lagi sedang. Saya ga lihat memukuli dan melukainya pakai apa, tapi ada golok dan handuk kecil yang ketinggalan,” tuturnya lagi. (*)
Lagi, TKW Pulang Terbungkus Peti Mati
INDRAMAYU—Kisah tragis pendulang devisa negara tampaknya akan terus berlanjut tanpa penanganan dan jaminan keselamatan pihak terkait. Kisah itu, kini kembali menimpa TKW asal Kabupaten Indramayu. Kani binti Warih (40) warga Blok Bedahan RT16/06 Desa Telukagung Kecamatan/Kabupaten Indramayu, dipulangkan dalam kondisi tidak bernyawa.
Korban tiba di rumah duka pada Minggu (24/1) sekitar pukul 21.45 dengan menggunakan kendaraan ambulan milik PMB Mitra Banten nopol B 1956 VE. Keterangan yang diperoleh dari pihak keluarga, korban yang bekerja sebagai TKW di Aman, Jordania, baru berjalan sekitar setahun dengan menggunakan PJTKI PT Al Ikhwan Jakarta Timur. Korban meninggalkan suami tercinta, Rohidin dan tiga orang anak. Kematian korban yang oleh pihak keluarga tidak diketahui penyebabnya ini, menjadikan pertanyaan yang sangat sulit untuk mencari jawaban.
Pasalnya, keluarga tidak diberikan keterangan yang jelas tentang penyebab hingga korban dipulangkan dalam kondisi terbungkus peti mati. “Dari pertama berangkat sih sering ngasih kabar, tapi teleponnya sama suaminya. Penyebab kematiannya ge jelas,” tutur adik ipar korban, Wawan (38). Suasana duka yang tidak terbendung, menjadikan semua keluarga terdekat korban sulit untuk dimintai keterangan.
Tangis pilu keluarga mewarnai kedatangan dan persemayaman korban di ruang tamu kediamannya. Warga setempat yang turut menyambut kedatangan jenazah, tampak memenuhi halaman rumah korban sekaligus berbela sungkawa. Perwakilan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Jakarta, Suseno, menyatakan bahwa keterangan yang diterima pihaknya dari KBRI Jordania, menerangkan penyebab kematian korban disebabkan karena terjatuh ketika lari dari majikannya bersama satu orang teman seperjuangannya.
“Korban dikabarkan selalu berpindah-pindah majikan, dan pada saat lari dari salah satu majikannya ditampung oleh warga negara Jordania lalu sakit. Korban sempat mendapat perawatan tim medis di salah satu rumah sakit di Jordania sebelum menghembuskan nafas terakhirnya,” ungkapnya menyampaikan keterangan KBRI Jordania. (*)
Rem Blong, 2 Truk Terguling
INDRAMAYU—Dua kendaraan jenis truk dari dua arah berlawanan beradu hingga keduanya terguling. Insiden yang terjadi di jalur pantura Desa Kliwed, Kecamatan Kertasemaya, Kamis (14/1), sekitar pukul 15.45 itu sempat menimbulkan kemacetan hingga selesai proses evakuasi salah satu truk pada pukul 16.57.
Keterangan di lokasi menyebutkan, kecelakaan yang terjadi bersamaan dengan turunnya hujan itu bermula ketika truk kol disel Mitsubishi nopol G 1915 AG yang melaju kencang dari Jakarta, mendadak oleng dan menghantam median jalan. Dan dalam posisi tidak stabil, truk yang tanpa muatan tersebut dengan mudahnya melompati median jalan hingga masuk ke jalur berlawanan. Bersamaan dengan itu, dalam jarak yang sangat dekat di jalur menuju Jakarta itu, melaju sebuah truk Mitsubishi Fuso nopol B 9029 SZ pengangkut genteng dengan kecepatan rendah. Tapi tetap saja, bagi keduanya tidak ada ruang bebas untuk bergerak menghindari terjadinya tabrakan.
Hanya saja pengemudi Fuso, Aking Siswanto (36), warga Jatisari Karawang ini berhasil menghindari tabrakan adu bagong. Pilihannya untuk membanting setang kemudi ke arah kiri, mampu menyelamatkan jiwanya walaupun truk yang dikemudikannya harus mendarat terbalik di pekarangan warga. Sementara itu, pengemudi kol disel, Cakra (35), warga Desa Krasak Kabupaten Brebes, mengakui adanya kerusakan pada bagian rem. “Saya dari Jakarta habis kirim bawang, awalnya saya mau ngebrik tapi briknya hilang. Terus pas saya mau ngerem, remnya juga tidak berfungsi,” tuturnya lirih. Saat itu, kata Cakra, akibat kehilangan brik dan rem, dirinya langsung panik dan merasakan kesulitan untuk dapat mengendalikan laju kendaraannya.
Si pemilik muatan bawang (yang duduk disamping Cakra), Wahidin (25), yang juga ikut panik akhirnya tak kuasa menahan himpitan dasbor kendaraan yang ditumpanginya. Satu-satunya korban terluka ini, oleh warga berhasil dievakuasi dan dilarikan ke Klinik La-Tahzan desa setempat. Korban menderita luka serius di bagian kepala, memar di bagian dada dan beberapa luka lecet di tangan serta kakinya. Proses evakuasi truk kol disel yang terguling melintang di jalur arah ke Jakarta itu, terhambat oleh guyuran hujan deras hingga mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang. Dengan bantuan pengaturan oleh petugas Polsek Kertasemaya, kemacetan dapat ditangani menggunakan sistem tutup jalur dan menerapkan pola satu jalur dua arah di jalur menuju Cirebon. (*)
Rabu, 18 Agustus 2010
5 Mobil Pejabat Menteri PU Tabrakan Beruntun
INDRAMAYU - Rombongan Menteri Pekerjaan Umum Kabinet Bersatu II, Ir Joko Kirmanto, yang terdiri dari belasan mobil usai menghadiri peresmian ruas Tol Kanci – Pejagan mengalami tabrakan beruntun, Selasa (26/1), sekitar pukul 16.15 di jalur pantura Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, Indramayu. Dalam insiden itu, sedikitnya lima mobil mewah mengalami kerusakan berat. Kelimanya terdiri dari dua mobil jenis Nissan X-Trail nopol B 1193 SQN dan B 1859 DQ, dua Toyota Kijang Innova nopol B 1004 TQN dan B 2087 FQ, dan satu lainnya jenis Mitsubishi Strada B 9038 BS. Keterangan di lokasi kejadian, menyebutkan peristiwanya bermula ketika iring-iringan kendaraan menteri dan pejabat kementerian PU itu melaju dari Cirebon menuju arah Jakarta dengan pengawalan Patroli Pengawal (Patwal). Saat memasuki jalur pantura di Blok Como Desa Pilangsari itu, rombongan yang melaju kencang di lajur kanan terhalang oleh kendaraan pengangkut batu kapur jenis dumptruk Hino nopol BE 4255 LC yang mogok. “Baut rodanya ada yang patah, kalau dipaksakan bisa terbalik,” tutur pengemudi truk, Risman (26), warga Desa Cikesal, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon. Sebelum kejadian, kendaraan yang membawa menteri berada tepat di belakang kendaraan patwal dan berhasil mengambil lajur kiri. Sedangkan sejumlah kendaraan lainnya yang memanjang di belakangnya, kontan disulitkan untuk mengikuti laju kendaraan di depannya karena di lajur kiri terdapat kendaraan jenis truk yang tetap melaju. “Kami rombongan menteri habis menghadiri peresmian tol di Cirebon, pak menterinya sudah jalan lagi,” jelas seorang pria berbaju baju batik seraya menceritakan kronologisnya. Pada saat itu, truk yang mogok tidak sedikitpun tersentuh oleh salah satu dari lima mobil yang berbenturan dengan keras itu. Pasalnya, mobil paling depan yang tidak sempat mengambil lajur kiri itu, bisa dikendalikan pengemudinya. Hanya saja, belum juga mobil itu berhenti, mobil dibelakangnya tak dapat dikendalikan hingga menabrak hingga berderet menempel sebanyak lima mobil. Di lokasi, tampak kaca mobil berserakan dan tapak rem ban mobil yang memanjang. Proses evakuasi yang sangat cepat guna mengantisipasi kemacetan panjang, lima kendaraan dalam kondisi rusak berat dan ringan itu selanjutnya diparkir di areal SPBU yang berjarak beberapa meter dari lokasi kejadian. “Semuanya lima mobil dan tidak ada korban. Hanya kerugian materil saja,” beber Kapolres Indramayu AKBP Nasri Wiharto SIK melalui Kasat Lantas AKP Drs Dodi Arahmansyah. (*)
Langganan:
Postingan (Atom)